DALEM WURYANINGRATAN SURAKARTA
DALEM WURYANINGRATAN
SURAKARTA
Fungsi dari jalan-jalan selain menambah pengalaman juga menambah pengetahuan. Berikut pengalaman dan pengetahuan yang didapat dari jalan-jalan. Kali ini kota yang beruntung dikunjungi adalah Solo. Berikut oleh-oleh dari Solo yang sama manfaatnya dengan batik.
Berdasarkan catatan yang ada pada KRMH Saparto (putra kedua KPH Wuryaningrat) Dalem yang saat ini dikenal dengan dalem Wuryaningrat tersebut dibangun oleh KRA Sosrodiningrat IV yang merupakan ayah dari KPH Wuryaningrat. Dalem ini dibangun kurang lebih pada tahun 1890 dengan arsitek seorang Belanda. Dalem ini terletak di Jalan Slamet Riyadi No. 261, Surakarta. Saat ini bangunan ini berstatus bangunan Cagar Budaya berdasarkan SK Walikota Imam Sutopo No.646/116/1/1997. Bangunan ini juga telah berubah fungsi dari fungsi aslinya, saat ini bangunan Dalem Wuryaningratan masuk dalam kompleks Danar Hadi.
Bangunan ini dikenal sebagai Dalem Wuryaningratan sejak 1914 setelah Kanjeng Wuryaningrat menikah dengan GRA Kustantinah yang merupakan Putri ISKS Paku Buwana X, dan mendiami bangunan tersebut. Seperti rumah tinggal bangsawan jawa lainnya, Dalem Wuryaningratan juga dibangun dengan konsep rumah tinggal bangsawan Jawa. Konsep bangunan bangsawan jawa yang memiliki Gandok di kanan-kiri bangunan, pendopo, dan bangunan utama tetap dipertahankan walaupun bangunan terkesan seperti bangunan bergaya Eropa. Di halaman Dalem Wuryaningratan pun terdapat sebuah kolam dengan patung manusia dan buaya yang bergaya Eropa. Patung tersebut diklaim pembangunannya sejaman dengan bagunan utama Dalem it sendiri.
Konsep Jawa pada Dalem tersebut terlihat pada:
1. Pendhapa
Pendhapa merupakan tempat penyelenggaraan acara “hajatan” seperti pernikahan, supitan, tarapan dan upacara tradisi lainnya. Bangunan pandhapa Dalem Wuryaningratan sampai saat ini masih terjaga keasliannya. Demikian juga kusen-kusen pintu menuju Dalem Ageng juga masih asli, hanya lantai pendhapa yang diganti karena rusak.
2. Gandhok/Nggadri
Gandhok atau yang di Solo lebih dikenal dengan sebutan Nggadri merupakan ruangan yang terdapat di kiri dan kanan Dalem Ageng. Semacam teras yang digunakan untuk bersantai. Pada masanya Gandhok biasanya di pakai sebagai kamar tidur bagi putra-putri pemilik Dalem tersebut. Saat ini gandhok yang terdapat di Dalem Wuryaningratan berubah fungsi ada yang digunakan sebagai kantor Danar Hadi ada yang digunakan sebagai ruangan untuk sholat (Musholla).
3. Pringgitan
Pringgitan ini merupakan ruangan didepan bangunan induk (setelah Pandhapa), ruangan ini dahulu difungsikan sebagai tempat menerima tamu dan terdapat kursi tamu. Saat ini fungsi Pringgitan dan Pendhapa berubah fungsi menjadi sebuah restoran yang dikelola oleh PT. Danar Hadi.
4. Dalem Ageng
Dahulu Dalem Ageng ini dipergunakan sebagai ruang makan keluarga Kanjeng Pangeran Wuryaningrat. Di dalam Dalem ini terdapat tiga ruang sejajar yaitu:
a. Senthong Tengah atau Pasren, yang merupakan tempat tidur utama/ diperuntukan bagi Dewi Sri.
b. Senthong Wetan, merupakan tempat tidur istri Kanjeng Wuryaningrat. Berada di timur Senthong Tengah.
c. Senthong Kulon, merupakan tempat tidur Kanjeng Wuryaningrat. Berada di barat Senthong Tengah.
5. Seketheng
Seketheng merupakan ruang memanjang di kiri dan kanan bangunan induk. Pada masanya untuk masuk ruangan ini tidak diperkenankan melalui pintu depan bangunan induk, melalui pintu tersendiri yang terdapat pada sebelah barat dan timur bangunan induk.
Selain bangunan induk, masih terdapat bangunan lain yang terdapat di sebelah bangunan utama. Bangunan bangunan tersebut digunakan berturut-turut sebagai berikut:
1. - Gedhogan, sekarang menjadi pos jaga
2. - Garasi fungsinya masih sama
3. - Gudang tempat menyimpan gamelan, sekarang menjadi ruang akuntansi.
4. - Ruang Sasono Mangunsuko, saat ini difungsikan sebagai kamar mandi.
Thanks to Danar Hadi
0 Response to "DALEM WURYANINGRATAN SURAKARTA"
Posting Komentar